Nungkar dan Nakir

“Tiap-tiap yang bernyawa pasti merasakan maut(mati)…” Al-Ankabut [29]: 57

Betapa banyak dikalangan kamu Muslimin yang membahas & mengkaji tentang kematian dan kematian atau kehidupan sesudah mati, akan tetapi ketika berakhirnya majelis ilmu tersebut, maka pada saat itu juga berakhir pulalah ingatan mereka dengan sesuatu yang selalu mengintai mereka yaitu Maut.

Apa dan bagaimana bisa seperti itu…? Diriwayatkan oleh Abu Hadbah Ibrahim bin Hadbah mengatakan : Anas bin Malik menuturkan kepada kami, ia mengatakan, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Para pengiring jenazah disertai oleh seorang malaikat. Mereka bersedih dan berduka hingga memasukkannya ke dalam kubur itu. Ketika mereka kembali untuk pulang, maka malaikat mengambil segenggam tanah lalu melemparkannya (kearah rombongan jenazah yg tadi pulang) sambil mengatakan, ‘Kembalilah ke rumah-rumah kalian, semoga Allah melalaikan kalian terhadap jenazah kalian.’ Dan merekapun akhirnya melalikan jenazah mereka dan kembali berjual beli, seolah-olah mereka bukan bagian darinya dan dia bukan bagian dari mereka.

Dari hadist di atas, jelas bagi seorang mu’min agar dapat mengambil pelajaran untuk pandai-pandai mengingat mati, bahkan di dalam satu riwayat dikatakan sekurang-kurangnya manusia itu hendaknya mengingat mati sebanyak 20x sehari semalamnya. Tahukan Anda bagaimana Dahsyatnya Sakaratul Maut itu….? Al-Muhasibi menyebutkan dalam Ar-Ri’ayah, bahwa Allah SWT bertanya kepada Ibrahim, “Wahai kekasihKu, bagaimana pendapatmu mengenai kematian (setelah sebelumnya Ibrahim dikabulkan permohonannya untuk merasakan maut), Beliau menjawab : ‘Seperti besi yg dipanaskan yang ditaruh di atas kain wol yang basah, kemudian ditarik’. Kemudian Allah berfirman ‘Sesungguhnya Aku telah memudahkannya atasmu, wahai Ibrahim’ . kemudian, seperti yang diriwayatkan oleh Abu Bakr bin Abi Syaibah dari Jabir bin Abdillah, dari Nabi SAW, beliau bersabda : ‘kisahkan tentang Bani Isra’il, sebab di tengah-tengah mereka terdapat berbagai keajaiban.’ Kemudian beliau bercerita kepada kami, dengan sabdanya yang mulia :

Segolongan dari bani Israil keluar untuk mendatangi salah satu perkuburan mereka, lalu mereka mengatakan, ‘Seandainya kita sholat 2 rokaat dan berdo’a kepada Allah, niscaya Dia akan menghidupkan sebagian orang yang telah mati untuk memberitahukan kepada kita tentang kematian.’ Merekapun melakukannya. Ketika mereka dalam keadaan demikian, maka tiba-tiba muncul seorang yang berambut putih, berwarna hitam kecuali sedikit, diantara kedua matanya terdapat bekas-bekas sujud, lalu bertanya, ‘Wahai orang-orang, apakah yang kalian inginkan dariku? Aku telah meninggal sejak 100 tahun yang lalu dan masih belum hilang dariku panasnya kematian hingga sekarang. Karena itu, berdo’alah kepada Allah agar mengembalikanku sebagaimana semula.’ ’

Nah, kisah-kisah di atas hanya segelintir saja dari peristiwa-peristiwa Ghaib yang di beritakan kepada manusia dan masih banyak lagi yang tidak diberitakan kepada manusia.

Kemudian, setelah anak Adam itu mati, maka alam ke-3 pun yaitu alam kubur menunggu kedatangan si Mayit. Kemudian, setelah sebelumnya si-mayit dimandikan dan dikafani para rombongan jenazahpun berangkat untuk mengantarkan jenazahnya. Tatkala dalam perjalannya ke liang lahat, maka dikisahkan bahwa apabila si mayit adalah seorang yang beriman, maka roh yang mengikuti jenazahnya akan berkata kepada rombongan jenazah meskipun rombongan itu tidak bisa mendengarnya, maka si mayitpun berkata : ‘cepatlah antarkan aku, … cepatlah antarkan aku…’, seolah-olah baginya rombongan tersebut berjalan sangat lamban sekali, hal ini disebabkan karena roh orang yang beriman itu sudah mendapatkan kabar gembira akan ni’mat-ni’mat kubur yang akan didatanginya nanti, akan tetapi jika si mayit itu adalah seorang yang tidak beriman, maka ia akan berteriak-teriak kepada rombongan jenazah agar melalai-lalaikan pemberangkatan jasadnya karena roh itu, sudah mengetahui sebelumnya bahwa di dalam kuburnya sudah disiapkan azab-azab kubur yang pedih dan dahsyat baginya.

Sesampainya di tempat penguburan, mayit pun kemudian diletakkan ke dalam liang lahat, sambil membukan pocong (tutup kepala mayit) dengan menghadapkannya ke arah kiblat. Setelah itu, tanahpun dikeruk kembali untuk menguburkan si mayit, sehingga satu-satunya bekal yang ia bawa pulang hanyalah amalannya saja, sebagaimana sabda Beliau SAW yang diriwayatkan oleh Anas Bin Malik bahwa Rasulullah SAW bersabda: Ada 3 hal yang mengikuti mayit; yang dua kembali dan yang satu tetap bersamanya. Mayit diikuti oleh keluarganya, hartanya dan amalannya. Keluarga dan hartanya akan kembali, sedangkan amalnya tetap bersamanya.

Setelah prosesi penguburan selesai, maka rombonganpun pulang ke rumahnya masing-masing meninggalkan si mayit sendirian di dalam kuburnya. Dikabarkan juga bahwa, mayit bisa mendengar suara terompah kaki orang-orang yang pulang setelah mengantarnya.

Dari sini alam kuburpun dimulai. Sebelum si mayit didatangi Malaikat Mungkar dan Nakir yang kejam dan bengis, bahkan diriwayatkan ketika Isra’ Mi’raj, Nabi pernah bertanya kepada Jibril as, beliau bertanya : ‘Wahai Jibril, siapakah itu?’ Ia menjawab, ‘Mungkar dan Nakir yang mendatangi setiap manusia ketika dimasukkan dalam kuburnya seorang diri.’ Nabi bertanya lagi, ‘Wahai Jibril, sebutkan tentang keduanya untukku!’, Ia menjawab, ‘Baiklah, tanpa aku menyebutkan kepadanya tentang tinggi dan besarnya, suara keduanya seperti petir yang menggelegar, penglihatannya serperti kilat yang menyambar, taring-taring keduanya seperti besi, luapan api keluar dari mulut keduanya, begitu pula pada tenggorokan dan penglihatan keduanya. Keduanya dapat menyapu bumi dengan rambutnya, melubangi bumi dengan kuku-kuku keduanya. Masing-masing dari keduanya membawa gada (tiang dari besi), yang seandainya semua manusia yang ada di bumi ini berkumpul untuk menggerakkannya saja, niscaya mereka tidak akan mampu, keduanya mendatangi manusia, ketika diletakkan di dalam kuburnya dan ditinggalkan sendirian dan mendudukkan si mayit dalam kuburnya dengan seizin Allah SWT. Lalu keduanya membentaknya dengan bentakan yang mampu meremukkan tulang-tulangnya dan melepaskan anggota badan dari persendiannya, sehingga ia jatuh pingsan, kemudian di dudukkan lagi dan barulah memulai untuk bertanya yang apabila ia bisa menjawab, maka keselamatan atas si mayit, akan tetapi apabila tidak, maka ia akan dipukulkan dengan gada itu hingga pertanyaannya selesai, dengan ditambah siksaan-siksaan lain yang siap menimpanya. Naudzubillah summa naudzubillah.

Sebelum itu semua, terlebih dahulu ia akan didatangi oleh Malaikat Ruman untuk meminta kepada si mayit agar menuliskan semua amalan-amalan apa saja yang pernah ia lakukan selama hidup di dunia baik itu amalan baik maupun amalan yang buruk. Ia sebelumnya mengitari sekeliling kubur lalu kemudian mengatakan, ‘Wahai hamba Allah, tulislah amalanmu. Ia menjawab, ‘aku tidak punya dawat dan kertas.’ Kata malaikat, ‘itu kertasmu, tintamu peluhmu, penamu jarimu.’ Lalu dipotongkan untuknya sepotong dari kain kafannya. Kemudian hamba mulai menulis, meskipun ia tidak bisa menulis semasa hidup di dunia. Ketika itu, ia teringat kebijakan-kebijakannya dan keburukan-keburukannya seperti satu hari saja. Kemudian malaikat melipat potongan itu dan mengaitkannya di lehernya.’. Barulah setelah itu datang 2 Malaikat seperti yang dijanjikan oleh Allah ‘azza wazalla dan Rasulnya Muhammad SAW dibanyak surat dan hadist-hadist yang shohih.

Sebagai penutup, ada baiknya terlebih dahulu kita cermati hadist yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik ra. berikut bahwa Rasulullah SAW bersabda :

‘Hamba yang telah mati, apabila telah dimasukkan dalam kuburnya, lanjut Nabi, ‘keluarganya mengatakan, ‘Wahai Tuanku (si mayit), wahai yang mulia, wahai amir (pemimpin)’. Kata beliau selanjutnya, ’Maka malaikat mengatakan, ‘Dengarlah apa yang mereka ucapkan. Apakah kamu seorang tuan?, seorang amir?, dan seorang yang mulia?’ Kata Nabi, ’ Mayit itupun mengatakan, ‘Duhai, sekiranya mereka diam.’ Lalu ia dihimpit sehingga tulang-tulang rusuknya saling bersilangan.

Hadist di atas menunjukkan bahwa mayit bisa diadzab disebabkan karena tangisan/ratapan keluarga kepadanya. Oleh karena itu, hendaklah anggota keluarga yang ditinggalkan tetap sabar dalam coba-cobaan yang diberikan Allah kepada hamba-hambanya. Wahai saudaraku seiman, adakah bekal yang engkau akan bawa pulang ke sana?, apa lagi yang menghalangimu untuk segera beramal dengan sebenar-benarnya amalan..?, kalau bukan engkau sendiri yang mengingatkan hatimu akan maut, lalu siapa lagi..? apakah harus menunggu anggota keluarga kita yang berpulang kerahmatNya..? atau berpulang kepada murkaNya..?

Mudah-mudahan Allah SWT dengan sifatnya yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang memberikan kita taufiq dan hidayah agar tetap tegar dalam menghadapi itu semua. Wallahhu a’lam bish- shawwab.

Posted in Label: |

0 komentar: