Dan Rasullullah Pun Bercanda...

Abu Hurairah Radhiallaahu anhu menceritakan: “Para sahabat bertanya kepada Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam : “Wahai Rasulullah, apakah engkau juga bersenda gurau bersama kami?” Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam menjawab: “Tentu, hanya saja aku selalu berkata benar.” (HR. Ahmad).

1st :

Rasullullah bercanda ?! jangan kaget kalau Nabi SAW juga bercanda.Tetapi canda Nabi SAW tetap dalam koridor kejujuran, bersih dari kebohongan. Berikut ini contoh canda Nabi SAW :

Suatu ketika ada seorang nenek tua datang kepada Nabi Muhammad SAW seraya berkata : “ Wahai Rasulullah ! berdoalah kepada Allah agar saya dimasukan kedalam surga “ Rasulullah menjawab (bercanda) : “ Wahai Ummu fulan ! sesungguhnya surga itu tidak dihuni oleh orang lanjut usia.” Mendengar jawaban tersebut , si nenek terperanjat lantas berlalu sambil menangis . Kemudian Rasulullah SAW bersabda : “ Kabarkanlah padanya bahwa (maksud perkataan saya ) dia tidak masuk surga dalam keadaan lanjut usia sebab Allah berfirman yg Artinya :

Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan penuh cinta lagi sebaya umurnya ( QS. Al Waqi’ah 56 : 35-37)

Hadist hasan lighairi, karena ada penguatnya. Lihat Ghayatul Maram (375) karya Syaikh Al- Albani.

Yanagizawa

2nd :

Demikian pula dengan para sahabat Radhiallaahu anhum, salah satu di antaranya adalah yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik Radhiallaahu anhu ia berkata: “Ada seorang pria dusun bernama Zahir bin Haram. Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam sangat menyukainya. Hanya saja tampangnya jelek.

Pada suatu hari, Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam menemuinya sewaktu ia menjual barang dagangan. Tiba-tiba Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam memeluknya dari belakang sehingga ia tidak dapat melihat beliau.

Ia pun berkata: “Lepaskan aku! Siapakah ini?” Setelah menoleh ia pun mengetahui ternyata yang memeluknya adalah Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam. Ia pun tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk merapatkan punggungnya ke dada Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam .

Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam lantas berkata: “Siapakah yang sudi membeli hamba sahaya ini?” Iapun berkata: “Demi Allah wahai Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam , kalau demikian aku tidak akan laku dijual!” Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam membalas: “Justru engkau di sisi Allah sangat mahal harganya!” (HR. Ahmad).

3rd :

Anas Radhiallaahu anhu menceritakan kepada kita salah satu bentuk canda Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam, ia berkata: “Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam pernah memanggilnya dengan sebutan: “Wahai pemilik dua telinga!” (maksudnya bergurau dengannya) (HR. Abu Dawud).

Olievea.wordpress.com

4th :

ketika Baginda ingin meminta Anas bin Malik yang ketika itu masih kanak-kanak, yg diutus untuk satu keperluan. Pada mulanya, Anas yang belum mumayyidz itu menolak permintaan Baginda. ketika Anas baru meninggalkan Baginda untuk bermain-main lagi dengan kanak-kanak sebayanya, Baginda lalu memegang baju Anas dari belakang. ketika Anas menoleh kepada Baginda, Baginda tertawa. Baginda meminta sekali lagi supaya Anas memenuhi permintaannya, dengan memanggilnya 'Unais', yaitu dalam bentuk tashghir, dengan makna panggilan manja untuk Anas. gampangnya, 'Unais' dapat diartikan sebagai "Anas yang manja". Dengan didasari panggilan yang begitu menyenangkan bagi seorang kanak-kanak seperti Anas, lantas Anas terus bersetuju..


Kisah SHAHIH ini diriwayatkan oleh Muslim dalam Kitabul Fadha'il, bab : Kaana Rasulullah ahsanan naas khuluqan, hadits no 54/2310, dan oleh Abu Daud dalam Kitabul Adab hadith no 773..

5th :

Rasulullah bahkan pernah berlomba lari dengan Aisyah. "Rasulullah berlomba denganku hingga aku dapat mendahuluinya, sampai ketika aku menjadi gemuk beliau berlomba dengan aku dan beliau mendahului aku. Lalu beliau tertawa dan berkata, "Kali ini untuk menebus yang dulu" (HR. Ahmad dan Abu Dawud).

sumber : Ida S Widayanti / Hidayatullah

6th :

Suatu hari seorang perempuan datang kepada beliau lalu berkata,
“Ya Rasulullah! Naikkan saya ke atas unta”, pinta wanita tua itu.

“Aku akan naikkan engkau ke atas anak unta”, kata Rasulullah SAW.
“Ia tidak mampu”, kata perempuan itu.
“Tidak, aku akan naikkan engkau ke atas anak unta”.
“Ia tidak mampu”.
Para sahabat yang berada di situ berkata,
“bukankah unta itu juga anak unta?”

7th :

Datang seorang perempuan lain, dia memberitahu Rasulullah SAW,
“Ya Rasulullah, suamiku jatuh sakit. Dia memanggilmu”.
“Semoga suamimu yang dalam matanya putih”, kata Rasulullah SAW.
Perempuan itu kembali ke rumahnya. Dan dia pun membuka mata suaminya. Suaminya bertanya dengan keheranan, “kenapa kamu ini?”.
“Rasulullah memberitahu bahwa dalam matamu putih”, kata istrinya menerangkan. “Bukankah semua mata ada warna putih?” kata suaminya.

(From : cerdas! Mengingat mati)

8th :

Pada suatu saat, ketika Ali bin Abi Thalib masih kanak-kanak, pernah makan kurma bersama-sama Rasulullah. Setiap kali mereka makan sebuah kurma, biji-biji sisanya mereka sisihkan di tempatnya masing-masing.

Beberapa saat kemudian, Ali menyadari bahwa dia memakan terlalu banyak kurma. Biji-biji kurma sisa mereka menumpuk lebih banyak di sisi Ali dibandingkan di sisi Rasulullah. Maka Ali pun secara diam-diam memindahkan biji-biji kurma tersebut ke sisi Rasulullah.

Ali pun berkata, “Wahai Nabi, engkau memakan kurma lebih banyak daripada aku. Lihatlah biji-biji kurma yang menumpuk di tempatmu.” Nabi pun tertawa dan menjawab, “Ali, kamulah yang memakan lebih banyak kurma. Aku memakan kurma dan masih menyisakan biji-bijinya. Sedangkan engkau, memakan kurma berikut biji-bijinya.”

From : elo siapa ..???’s blog

Posted in Label: |

1 komentar:

  1. Habib Says:

    haha, semua humor Nabi pasti ada maksudnya, bagaimana pun kesayangan Allah ini juga manusia kan?
    dan maaf mas, dalam humor Nabi yang terakhir, redaksi katanya kurang tepat, karena kalau begitu Nabi bisa dinilai berbohong

    redaksi yang lebih tepat (sesuai dengan yang saya ketahui) adalah

    Nabi berkata "Sehebat-hebatnya Nabi, nabi tidak memakan kurma dengan biji-bijinya"

    (disini Nabi tidak bilang Ali memakan kurma dengan biji-bijinya)