Agar Wajah Tidak Dipalingkan

Seorang ulama besar yang pernah belajar pada Al-Auza’i, bercerita, ” Dulu ada seorang laki-laki yang sering duduk bersamaku dengan sebagian wajahnya yang tertutup oleh cadar (penutup wajah dari kain yang sering digunakan oleh wanita muslimah untuk menutup wajahnya)

Kepada laki-laki itu aku lalu berkata, ‘Kamu sering duduk bersamaku, tapi mengapa kamu masih tetap saja mengenakan cadar ? Tolong perlihatkan wajahmu itu padaku !’
‘Bersediakah kamu memberikan jaminan keamanan kepadaku ?’ pinta laki-laki itu.

‘Ya,’ jawabku singkat.
‘Dulu aku adalah seorang penggali kubur, lalu ada seorang wanita yang dimakamkan di suatu pemakaman. Aku lalu datang ke pemakaman itu dan membongkarnya. Saat menggali makamnya, alat yang kupakai mengenai sebuah batu bata, lalu kuangkat dan kutaaruh di atas kain selendang. Selanjutnya batu bata itu kupindahkan ke atas kain kafan yang sudah kubentangkan sebelumnya. Aku kemudian membentangkan kain kafan itu lagi seraya berkata pada diri sendiri, ‘Apakah kamu berpendapat, bahwa mayat wanita itu mampu mengalahkan dirimu ?’ Setelah berkata demikian, aku pun berlutut dan menyelonjorkan kaki, kemudian kuangkat tangan mayat wanita itu. Akan tetapi tiba-tiba mayat wanita itu menampar wajahku,’ kata laki-laki itu kepadaku.

Sejenak kemudian dibukalah cadar penutup wahjahnya, dan ternyata di wajahnya terdapat bekas tamparan tangan mayat wanita yang telah diceritakannya kepadaku

Aku kemudian bertanya, ‘Lalu, bagaimana cerita selanjutnya ?’

‘Aku pun menutup kain sarung dan kafannya, juga mengembalikan tanah timbunannya kembali. Setelah itu, aku lantas bersumpah kepada diriku sendiri, bahwa selamanya aku tidak akan bekerja sebagai penggali kubur lagi,’ kata si laki-laki tadi”

Salah satu periwayat kisah ini berkata, “Aku lalu berkirim surat kepada Al-Auza’i guna memberitahukan hal tersebut dan Al-Auza’i membalas suratku itu sebagai berikut: ‘ Tanyakan saja kepadanya tentang seorang ahli tauhid (maksudnya adalah orang-orang Islam-pen) yang telah wafat dan (ketika dimakamkan) mukanya menghadap ke kiblat, apakah mukanya dipalingkan atau dibiarkan menghadap kiblat?’

Kemudian seorang penulis datang kepadaku, dan aku pun bertanya kepadanya, ‘Tolong ceritakan kepadaku tentang orang-orang Islam yang meninggal dunia. Adakah wajah mereka tetap seperti sediakala (menghadap ke kiblat) atau bagaimana ?’

‘Mayoritas wajah mereka dipalingkan dari kiblat,’ jawabnya singkat.
Mengenai hal itu aku pun berkirim surat kembali kepada Al-Auza’i dan beliau membalasnya, ‘ Inna lillaahi wa inna ilaihi raaji’uun (Sesungguhnya kita ini milik Alloh dan sesungguhnya kepadaNyalah kita kembali )! (sebanyak 3 kali). Adapun orang yang wajahnya dipalingkan dari kiblat, maka dia meninggal dalam keadaan tidak berpegang teguh dengan sunnah Rasululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam.’.”

Dari kisah nyata di atas, dapat kita ambil suatu pelajaran, yaitu orang-orang Islam yang tidak berpegang teguh dengan sunnah Nabi Shallaallaahu ‘alaihi wa sallam akan diberi hukuman di dalam kubur, yaitu wajahnya akan berpaling (menoleh) dari arah kiblat, padahal ketika dikubur wajah seorang muslim pasti dihadapkan ke kiblat dulu. Itu hukuman di dalam kubur yang bisa kita lihat, belum lagi yang tidak terlihat, belum lagi yang menanti di neraka nanti.

Lalu bagaimana agar hal itu tak terjadi pada kita? Lalu apakah sunnah Nabi itu? Apakah sunnah itu adalah suatu perkara agama yang jika dikerjakan mendapat pahala dan jika ditinggalkan tidak berdosa? Jika begitu, kenapa dikatakan oleh Imam Al-Auza’i bahwa orang yang meninggalkan sunnah Nabi mendapat hukuman dipalingkan wajahnya dari arah kiblat? Bukankah seharusnya tidak mendapatkan hukuman jika meninggalkan perkara sunnah ?

Sunnah yang dimaksudkan di sini adalah As-Sunnah yang biasa disebut-sebut oleh ulama hadits. Menurut ahli hadits, As-Sunnah adalah segala hal yang berasal dari Rasululloh shallallaahu ‘alaihi wa sallam baik berupa ucapan, pekerjaan, keyakinan, persetujuan, atau sifat akhlak & jasmani beliau yang beliau bawa sebagai syari’at terhadap ummatnya. Dan hal tersebut (As-Sunnah) lebih kita kenal sebagai Al-Hadits.

From : www.mediamuslim.info

Posted in |

1 komentar:

  1. sadyejabs Says:

    The best casino games, casino bonus codes, codes - drmcd
    Play 하남 출장마사지 casino games for free. Enjoy free casino games and 춘천 출장마사지 win real money 양산 출장샵 with the best casino bonuses, 포항 출장마사지 free spins 제주 출장샵 & jackpots!